Kamis, Mei 2, 2024
BerandaHeadlineWisata Edukasi Burung Blekok di Kampung Ranca Bayawak Gede Bage

Wisata Edukasi Burung Blekok di Kampung Ranca Bayawak Gede Bage

Destinasi Bandung–Sudah hampir setengah abad burung blekok atau kuntul sawah, bernama latin Ardeola speciosa itu menghuni Kampung Ranca Bayawak, kelurahan Cisarinten Kidul, Kecamatan Gedebage. Burung yang memiliki paruh serta kaki panjang dan berleher jenjang. Memiliki bulu di punggungnya yang berwarna hitam dan coklat di dadanya ini berukuran sekitar 46 centimeter dan masuk dalam famili ardeidae.

Kampung blekok / Destinasi Bandung
Kampung blekok / Destinasi Bandung

Menemukan kampung ini ternyata susah -susah gampang. Hanya sedikit orang yang mengenal kampung Ranca Bayawak di Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat. Namun, begitu menyebutkan kampung blekok, lebih banyak orang mengetahuinya.

Kampung Blekok menjadi nama populer bagi wilayah yang terletak di Rancabayawak RT 02 RW 02, Kelurahan Cisaranten Kidul, Kecamatan Gede Bage. Pengambilan nama Kampung Blekok berawal dari banyaknya burung blekok yang berkembang biak di kampung tersebut.

”Sudah sejak lama kami hidup berdampingan dengan burung blekok dan kuntul. Mulanya sekitar tahun 1975 kawanan burung itu datang, namun hingga sekarang keadaan masih sama bertahan dengan harmonis,” Kata Ujang Safaat, salah satu warga kampung Ranca Bayawak saat mengenang sejarah kampung blekok kepada wartawan Destinasi Bandung.
Dia mengungkapkan ada 3 jenis burung yang menghuni kawasan tersebut. Selain burung blekok ada juga burung yang masih satu ordo yaitu burung kuntul (Bubulcus ibis) berparuh hitam dan putih. Ukuran kuntul lebih besar ketimbang burung blekok. Keberadaan burung, kata Ujang sudah menjadi indentitas tersendiri bagi kampung Ranca Bayawak.

Kampung blekok / Destinasi Bandung
Kampung blekok / Destinasi Bandung

Ujang menambahkan, awalnya warga menanam pohon – pohon bambu itu bukan disengaja, hanya untuk menahan hembusan angin. Ketika rumpun bambu telah rindang, rombongan burung itu mulai datang lalu hinggap dan menetap. Lama kelamaan berkembang biak dan populasinya mencapai    ribuan.

”Blekok dan kuntul biasanya mencari makan hingga puluhan kilometer. Namun adapula yang mencari di sekitaran sarang apabila sedang mengerami telur atau masa kawin. Berdasarkan data dari peneliti, jumlah burung yang berada di kampung blekok, sebanyak 2700 – 3000 ekor. Jadi kalau pagi mereka pergi mencari makan, sore hari meraka pulang ke sarang di pohon – pohon sekitar sini. Tetapi sisa yang ada disini yang tidak pergi, mereka yang sedang mengerami telur atau sedang membuat sarang,” ungkap Ujang.

Kampung blekok / Destinasi Bandung
Kampung blekok / Destinasi Bandung

Menurutnya, Pemkot Bandung tidak memiliki upaya untuk menjadikan kampung blekok dijadikan desa wisata karena belum terlihat keseriusan dari pemerintah sendiri. Hanya baru pemasangan plang saja sebagai penanda memasuki wilayah belekok.”Sampai saat ini hanya sekedar rencana saja, namun untuk faktor penunjang seperti fasilitas yang harus tersedia belum ada dan bantuan. Adapun ada itu semua hasil dari swadaya masyarakat yang berasa memiliki terhadap keberadaan blekok. Beberapa waktu kebelakang sempat ada istri walikota beserta rombongan bertandang kesini untuk meninjau,” ucapnya.

Ujang juga meminta Pemkot Bandung untuk mempertahankan sawah – sawah sekitar sebagai sawah abadi. Selain untuk mempertahankan kenyamanan blekok, sawah juga menjadi tumpuan warga setempat.
”Kami meminta 5 hektar tanah milik Pemkot masih sekitaran Cirinteun Kidul dijadikan lahan abadi. Kami juga meminta pemerintah untuk memberdayakan masyarakat agar siap menghadapi kemajuan dari segi keahlian. Kemudian banyak warga beralih propesi dari pertanian ke pertenarkan, kami harapkan pemerintah juga memperhatikan akan kesejahteraan kami,” ucapnya lirih.

Kampung blekok / Destinasi Bandung
Kampung blekok / Destinasi Bandung

Jenis burung ini akan bertambah saat musim panen dan musim migrasi tiba, beber dia, biasanya bulan Agustus adalah bulan migrasi. Makanya akan banyak berdatangan burung asing yang datang ke tempat itu. Tentu saja keberadaan tempat seperti Kampung Blekok ini mestinya menyadarkan kita akan pentingnya menjaga bumi kita.

Burung-burung itu bukan tanpa makna diciptakan. Dalam proses kehidupan, Kuntul Kerbau dan Blekok adalah burung air yang memiliki fungsi ekologi penting di alam, seperti penyerbuk jenis-jenis tumbuhan dan pemangsa hama pertanian. Relasi kita dengan alam adalah relasi yang semestinya saling memberikan keuntungan, bukan relasi penindasan. Termasuk di Rancabayawak ini.

Keindahan Kampung Blekok, lanjut papar Ujang, tergantung sikap pemerintah dan masyarakat. Pelestarian Kampung Blekok yang profesional akan meningkatkan kualitas alam di kampung tersebut.
Jika pemerintah lebih serius mengurusi Kampung Blekok, maka tempat ini akan menjadi objek wisata yang lestari dan menguntungkan. Nyaringnya suara burung blekok tergantung seberapa nyaring masyarakat menyuarakan perawatan. Tingginya terbang burung blekok akan sebanding dengan seberapa tinggi usaha pemerintah melestarikan Kampung ini.

RELATED ARTICLES

Most Popular